Selasa, 26 Mei 2009

L'amour N'est Pas Parce Que Mais Malgre

suatu ketika,, di Valensia, hidupalah seorang petarung beladiri dgn seorang putri cantik jelita yg tidak lain adalah anknya sendiri. Ia sedang kebingungan, karena ada 3 lamaran dari 3 petarung muda yg semuanya berkata akan bunuh diri kalau tidak bisa mempersunting putripetarung tua itu. Sebelum bisa memutuskan lamaran mana yang diterima, sang putri yg cantik jelita tiba2 meninggal dunia. Ketiga petarung muda menunjukkan perilaku yg berbeda dalam menyikapi kematian putri itu.

petarung muda 1 : Duduk di atas tempat pembakaran mayat sang putri. Ia membuat gubuk dan menetap di sana terus menerus. Ia tidak mau meninggalkan tempat itu. Tak berhenti ia melantu nkan doa untuk arwah sang putri.

petarung muda 2 : Pergi ke Sungai Gangga untuk melaburkan tulang belulang dalam rangka menyempurnakan kematian sang putri. Sesuai tradisi Hindu, seseorang melaburkan tulang belulang orang yg meninggal sebagai tanda kecintaannya.

petarung muda 3 : Pergi berkelana, sampai akhirnya menemukan sebuah kitab yg bisa menghidupkan orang yg sudah mati.

Singkat cerita, dengan kitab suci yg ditemukan pendeta ke 3, sang putri hidup kembali. Dan tambah bingung karena ke tiga petarung merasa paling berhak menikahi putri itu.

petarung 1 berkata : "Sayalah yg menunggunya siang malam seraya melantunkan doa untuknya".

petarung 2 : "Sayalah yg melaburkan tulang belulangnya di Gangga".

petarung 3 : "Sayalah yg menemukan kitab suci yg menghidupkannya kembali".

Pertanyaannya: "Siapakah diantara ketiga petarung muda itu yg berhak jadi suami sang putri? "

Petarung 3 : Karena telah menghidupkan putri itu kembali, maka ia berada dalam posisi sebagai... penyihir.

Petarung 2 : Karena telah melaburkan tulang di Gangga, telah melakukan pengabdian. Karena itu dia lebih pantas menjadi ... ANAK.

Pendeta 1 : Petarung inilah yg lebih berhak menjadi SUAMI, karena ia terus menerus berada di tempat pembakaran mayat sang putri.Ia tetap mencintai putri itu "walaupun" sudah menjadi debu, "walaupun" ia tidak bisa lagi melihat senyuman sang putri, "walaupun" ia tidak bisa lagi mendengar suara gadis yg dicintainya itu. Ia tetap setia menunggu di tempat itu sampai kapan pun.

"L'amour n'est pas parce que mais malgre" ....kata orang Perancis...Cinta itu bukan "karena", tetapi "walaupun"I love u no matter what..... not I love u because..... ."

when life gives you 100 reasons to cry show life that you have 1000 reasons to smile.. Face your past without regret.. Handle your present with confidence.. Prepare for future without fear"

salam Lestari!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar